Jumat, 07 September 2012

Bekelan

 Sumber foto : www.tradygames.blogspot.com

Oke, masa kecil saya memang bisa dibilang diisi dengan membaca dan belajar (ayah dan ibu saya guru), tapi saya juga termasuk anak yang suka bermain. Tidak ada permainan elektronik dalam bentuk apapun di rumah, semua permainan saya waktu itu tradisional, mulai dari jamuran, cublak-cublak suweng, egrang, kelereng, dan favorit saya: bekel.
Ada yang tidak tahu bekel? Permainan ini serupa dengan jack-stone, bedanya bekel menggunakan bola karet dan empat biji kuningan (biji bekel). Itu standarnya. Menurut cerita (lupa siapa yang bilang), kata bekel itu berasal dari permainan serupa di Belanda “bikkelen”, jack-stone yang menggunakan pion tembaga.
Bekel (waktu itu) adalah permainan bergengsi di kalangan anak-anak perempuan. “Kasta” dalam bekel ditentukan oleh cantik/besarnya bola yang digunakan, stabil-tidaknya biji bekel saat “didudukkan”, dan seberapa cepat kita bisa memainkannya. Bola yang digunakan memang bervariasi, dari yang diameternya hanya 3 cm hingga yang lebih besar dari 5 cm. Ada yg polos, ada juga yang dalamnya berwarna-warni seperti kelereng. Mereka yang memiliki bola “cantik” biasanya terkenal. Sedikit tidak penting sih, hahaha. Untuk mensiasati ukuran, bola bekel ukuran kecil biasanya direndam dalam minyak tanah supaya membesar. Tapi jadi bau minyak tanah. Hihihi.
Selain urusan bola, biji bekel yang stabil juga penting. Begini. Biji bekel memiliki 2 sisi ketika “duduk”: menghadap ke atas (disebut pit) dan menghadap ke bawah (roh). Dua sisi sampingnya biasanya ditandai berbeda dengan tipe-x atau selotip warna untuk membedakannya. Sebutannya berbeda-beda, namun sepertinya yang umum dikenal adalah cin untuk yg tidak memiliki tanda, dan peng untuk yang bertanda. Nah, kestabilan itu maksudnya ketika dalam posisi pit dan roh, apakah biji bekel tersebut tidak mudah bergulir karena tersenggol sedikit. Biji bekel yang bagus (stabil) biasanya terbuat dari kuningan yang tebal dan lebar, dan harganya sedikit lebih mahal dibanding dengan set bekel yang bijinya tipis dan ringan. Kestabilan biji bekel ini tentunya menentukan saat bermain dengan “tempo” cepat.
Yang pertama dimainkan dalam bekel adalah pendahuluan (menyebar biji lalu mengambil tanpa merubah posisi) yang dimulai dengan 1-1, 2-2, 3-1, lalu 4. “Temponya” bervariasi, yang baru belajar tentu menggunakan tempo 1 (bola dilempar, 1 biji bekel diambil). Tempo berikutnya, 2 (bola dilempar, mengambil 1-1 namun yg diambil 2), lalu tempo 3, hingga tempo 4. Semakin jago main bekel, semakin tinggi temponya. Urutan main berikutnya (susun posisi) adalah pit, roh, cin, peng, lalu “ngaspel” (akumulasi dari semuanya). Jika temponya 4, maka empat biji bekel itu juga harus dirubah posisinya (semua) dalam sekali ayunan bola. Jika terlewat atau bola jatuh, ganti lawan yang bermain. Makin tinggi tempo (berarti makin jago), makin tinggi “kastanya” di kalangan anak-anak perempuan. Dulu sampai saya bela-belain umyekmain bekel sendiri sampai bisa ke tempo 4. Hihihi.
Sekarang sudah sulit untuk membeli set bekel, ya karena tidak ada yang mau bermain. Terakhir kali saya main adalah saat Indonesian Culture Exhibition di kampus saya tahun lalu. Bekelnya koleksi Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei. Baguuuus. Buatan khusus dan kuningannya yang grade bagus mungkin. Bekel yang harus dipamerkan dan untuk dicoba para pengunjung lokal itu saya monopoli sendiri. Hihihihi. Sudah lama tidak bermain bekel sih.

3 komentar:

  1. nostalgia dengan masa kecil,,,jadi pengen main bekel sama adik adik,,,

    BalasHapus
  2. hehehe iya saya suka saya suka :D

    BalasHapus
  3. How to get to Mandalay Bay Casino in Atlantic City by Bus
    Directions to Mandalay Bay 포항 출장마사지 Casino (New 경상북도 출장샵 Jersey) 서울특별 출장샵 with public transportation. The 토토 사이트 모음 following transit lines have routes that pass near Mandalay Bay 김제 출장샵

    BalasHapus